Ini adalah website Jurnalis kami
Dapatkan Informasi Menarik Di website ini
Ilmu
Ilmu adalah harta yang sangat berharga, maka carilah Ilmu Sebanyak-banyaknya.
Info Sinopsis Film
Ini adalah Kumpulan Dari Sinopsis Terbaik Di Dunia.
My-Video
Video merupakan rangkaian cerita berjalan, dengan adanya video memungkinkan kita berinteraksi dengan orang diseluruh dunia dengan mudah.
This is default featured slide 5 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.
Sunday, February 18, 2018
Saturday, February 17, 2018
Habib Rizieq Diisukan Pulang, Presidium Alumni 212 Tagih Komitmen Anies
Deklarator Presidium Alumni 212, Faizal Assegaf, menagih komitmen Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan untuk memberi jaminan bagi kepulangan Imam Besar Front Pembela Islam (FPI), Habib Rizieq Shihab.
“Kita mau lihat sejauh mana Pak Anies berkomitmen dalam aksi 212 yang katanya Aksi Bela Islam super damai. Jadi Gubernur DKI yang dihasilkan oleh super damai, sekarang saatnya rangkul Habib Rizieq agar sebagai warga Jakarta bisa hidup dengan aman dan nyaman,” kata Faisal.
Hal tersebut disampaikannya diskusi ‘Isu Kedatangan Rizieq dan Potensi Gaduh di Tahun Politik’, Jakarta, Sabtu (17/2/2018).
“Saya minta Pak Anies Baswedan yang sudah didukung warga DKI mengambil langkah-langkah membentuk panitia atau apa, segera untuk menghentikan ini semua. Jadi solusinya ada di Anies Baswedan,” imbuhnya.
Faisal menganggap kasus Habib Rizieq bukanlah kasus nasional melainkan hanya lingkup Jakarta. Maka itu, Gubernur DKI punya peran penting untuk meminta Habib Rizieq kembali ke Tanah Air.
“Masalah Habib Rizieq ini kan berkaitan dengan Pilkada DKI dan Aksi Bela Islam ini kan berada di Jakarta. Kalau ada warga DKI yang mungkin belum mendapatkan keamanan, ketenangan dan sekarang ingin pulang jadi kontroversi, ini bukan masalah nasional. Jadi Pak Anies yang turun tangan,” pinta Faisal.
Faisal yakin, Habib Rizieq akan pulang bila mendapat kepastian keamanan dari Anies. Jika dibujuk Anies, Habib Rizieq akan mau kembali ke Indonesia.
PKS Ancang-Ancang “Tinggalkan” Parabowo
Video presiden PKS, Sohibul Iman mengincar posisi Wapres mendampingi Jokowi beredar luas di sosial media. Pro kontra atas pernyataan Presiden PKS itu pun bermunculan. Dari yang menanggapi itu guyonan, itu harapan PKS, hingga sampai ada juga yang berspekulasi jika itu merupakan strategi agar kekuasaan tidak merepotkan PKS dengan isu korupsi yang sedang marak penangkapan OTT oleh KPK terhadap sejumlah kepala daerah.
Jika dihitung secara matetamatis, PKS bisa maju pilpres jika berkoalisi dengan PDIP, Golkar atau Gerindra. Jika melihat perjalanan politik PKS sebelumnya, mungkin agak jauh rasanya kita menilai PKS akan berkoalisi dengan PDIP dan Golkar yang mendukung Jokowi sementara PKS berada pada pihak oposisi bersama Gerindra. PKS memang banyak dikenal kalangan luas sebagai mitra Gerindra.
Yang menarik adalah mengapa PKS akhir-akhir ini seakan-akan mulai meninggalkan Prabowo dan partai Gerindranya? Analisa saya mungkin ini karena elektabilitas Prabowo yang tidak kunjung naik. Sementara keinginan Prabowo untuk tetap menjadi RI 1 masih kuat. Logikanya jika PKS bersama Prabowo, realistisnya hanya dapat posisi wakil dan kemungkinan untuk menangpun masih jauh panggang dari pada api.
Oleh sebab itulah, mungkin pilihan strategis secara politik adalah merapat ke Jokowi seperti PAN yang telah terlebih dahulu berkoalisi dan masuk dalam kabinet Jokowi. Walaupun saat ini jika untuk wapres PKS masih berada urutan 18, tawaran kader yang miltansi dari PKS mungkin akan memberkan ruang bagi kader PKS untuk masuk dalam kabinet dan bisa mendongkrak partai dengan sisa waktu yang ada.
Harusnya arah PKS ini sudah bisa ditebak dari awal. Dengan menyingkirkan Fahri dari PKS, ini merupakan tanda-tanda PKS ingin membungkam orang-orang yang ingin mengkritik Jokowi. Jadi jika Fahri disingkirkan, PKS bisa klaim bahwasanya PKS selama ini mendukung pemerintah, buktinya program pemerintah yang disahkan melalui DPR selama ini tidak pernah digagalkan PKS.
Analisa kedua adalah ini merupakan strategi PKS untuk meningkatkan NJOP-nya di mata Gerindra. Diketahui dari beberapa simulasi lembaga survei tidak kita temui nama kader PKS yang disandingkan dengan Prabowo. Padahal PKS sebelumnya sudah memplot beberapa nama kader potensial PKS untuk maju di Pilpres 2019.
Padahal secara gerakan, PKS merupakan partai yang cukup solid pada level bawah. Tentu PKS tidak lagi ingin kecolongan seperti tahun 2014 yang lalu. Bekerja penuh tenaga siang malam tapi yang mendapatkan kursi RI 2 adalah PAN.
Inilah dua analisa yang mungkin dapat menjelaskan maksud dari ucapan presiden PKS tersebut. Kekanakan kita jika menanggapi pidato Presiden PKS di hadapan kadernya sebuah lelucon. Karena pidato seorang Presiden/petinggi partai merupakan pesan enigma yang harus bisa diterjemahkan sebaiknya oleh para kader.
Jika dikatakan PKS akan kehilangan basis massa 212, itu terlalu dini untuk disimpulkan. Seperti yang kita ketahui, 212 yang dikomandoi oleh Imam Besar FBI, Habib Rizieq, memberikan dukungan kepada Prabowo-Hatta pada Pilpres 2014 yang lalu bukan tanpa syarat. Dukungan 212 hari ini kepada koalisi PKS, Gerindra, dan PAN juga bukan tanpa syarat. Artinya, ini hanya merupakan siapa yang terlebih dahulu menjabat komitmen ini dengan cepat.
Tuesday, February 13, 2018
Dibalik Fakta Penganiayaan kiayi umar basri
Dibalik Fakta Penganiayaan kiayi umar basri Teselip "byDesaign"
Menjelang tahun politik 2018-2019 suasana yang baru pulih
dari tercabik-cabiknya kebhinekaan pasca Pilgub DKI kembali menyeruak.
Akhir-akhir ini marak aksi penyerangan terhadap sejumlah pemuka agama. Tidak
hanya penyerangan terhadap pemuka agama islam saja, tapi juga pemuka agama
lainnya seperti Kristen, Hindu dan Budha.
Seperti kita ketahui, Pilgub DKI yang lalu menyisakan luka
dan jurang intoleransi yang dalam bagi kehidupan berbangsa dan bernegara.
Bayangkan saja, bahasa kasar setiap hari kita baca di sosial media. Tudingan
kafir pun dengan mudah disematkan kepada orang-orang yang tidak sepaham dengan
pilihannya.
Persekusipun menjadi tontonan yang lumrah. Sekelompok massa
yang tidak suka terhadap seseorang dengan mudah memburu, mendatangi dan meneror
orang tersebut. Inilah warisan dari Pilgub DKI yang lalu, mau tidak mau, suka
tidak suka, itulah tugas berat kita semua untuk kembali merajutnya.
Belum usai kita memintal benang untuk kembali merajut
toleransi dan kebhinekaan, hal serupa kembali terjadi akhir-akhir ini. Banyak
pihak yang meragukan aksi-aksi belakangan ini murni dilakukan oleh orang per
orang tanpa ada yang menggerakkannya.
Mantan Panglima TNI, Gatot Nurmantyo, dalam cuitannya di
sosial media twitter sempat melemparkan wacana tentang upaya “by design”
terkait serangkaian aksi teror kepada sejumlah pemuka agama belakangan ini.
Tentunya sebagai mantan seorang militer dia paham betul tentang skenario dan
upaya adu domba seperti ini. Apalagi latar belakangnya sebagai seorang mantan
pejabat tinggi militer, tentunya dia banyak mendapatkan informasi A1 dari rekan
maupun bawahannya yang masih aktif.
Siapakah sebenarnya Sosok kiayi umar basri ? Ulama terkemuka di Kecamatan Cicalengka,
Kabupaten Bandung, KH Umar Basri dikenal sebagai kyai yang tak banyak bicara di
luar. Kyai sesepuh Pondok Pesantren AL Hidayah tersebut jarang memberikan
ceramah atau tausiyah di luar pondok pesantren.
"Jadi Pak Kyai itu fokus mengurus pondok pesantren dan
santri saja," ujar Iwan Ismail (35), santri sekaligus saksi pelapor,
ketika ditemui Tribun Jabar di lokasi kejadian, Kampung Santiong, Desa
Cicalengka Kulon, Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung, Sabtu (27/1/2018).
Selain itu, Iwan Ismail menyebut KH Umar Basri bukanlah tipe
orang yang banyak berbicara pada orang lain.
KH Umar Basri hanya mengisi pengajian bagi para santri atau
mengajarkan mengaji. Kyai ini pun tak banyak mengumbar nasihat pada orang lain.
"Kalau memang ada yang sakit hati dengan ucapannya,
kenapa? Kyai itu tak punya musuh," ujar Iwan Ismail.
INILAH Efek Anis mencalonkan diri pada pilpres 2019 !!!
INILAH Efek Anis mencalonkan diri pada pilpres 2019 !!!
Belum
genap setahun Gubernur DKI Jakarta Anies
Baswedan kembali mengutarakan keinginannya untuk tidak mencalonkan diri dalam
Pemilihan Presiden 2019. Semuanya ini berkaitan dengan sejumlah survey yang
memasukkan nama Anies Baswedan sebagai salah satu orang yang akan “melantai” di
bursa Pilpres 2019. Memang tidak elok menyimpulkan sesuatu itu terlalu cepat,
tapi bukankah Jokowi naik dan ikut berkontestasi di Pilpres 2014 juga berawal
dari survei?
namun, apakah efek yang akan terjadi jika ia kembai mencalonkan diri pada pemiliu 2019 ? tentunya sejumlah kebijakan yang sudah ia buat untuk DKI Jakarta akan kacau, mungkin juga banyak yang tidak terlaksana.
banyak yang menyayangi hal tersebut.
klik disini untuk berita selengkapnya
Masuk Tahun Politik, Hati-hati Provokasi Kasus Intorelansi
Masuk Tahun Politik, Hati-hati Provokasi Kasus Intorelansi
Akhirnya, saya menduga kasus-kasus intorelansi ini dikendalikan oleh suatu skenario sistemik yang bertujuan untuk menyebarkan rasa takut dan pertentangan antarumat beragama. Telisiklah baik-baik. Kasus-kasus ini terjadi hampir bersamaan dan sama-sama menyasar lambang-lambang keagamaan, baik figur-figur agama maupun tempat ibadah. Pelakunya apalagi—ada yang sampai disimpulkan sebagai orang gila. Betapa ganjilnya! Saya membaca kasus-kasus ini bertujuan untuk menciptakan instabilitas nasional. Satu cara untuk meningkatkan sentiment kebencian antar umat beragama, untuk kemudian dipanen pada Pilkada Serentak 2018 dan Pemilu Nasional 2019. berita selengkapnya baca disini
Akhirnya, saya menduga kasus-kasus intorelansi ini dikendalikan oleh suatu skenario sistemik yang bertujuan untuk menyebarkan rasa takut dan pertentangan antarumat beragama. Telisiklah baik-baik. Kasus-kasus ini terjadi hampir bersamaan dan sama-sama menyasar lambang-lambang keagamaan, baik figur-figur agama maupun tempat ibadah. Pelakunya apalagi—ada yang sampai disimpulkan sebagai orang gila. Betapa ganjilnya! Saya membaca kasus-kasus ini bertujuan untuk menciptakan instabilitas nasional. Satu cara untuk meningkatkan sentiment kebencian antar umat beragama, untuk kemudian dipanen pada Pilkada Serentak 2018 dan Pemilu Nasional 2019. berita selengkapnya baca disini