Dibalik Fakta Penganiayaan kiayi umar basri Teselip "
byDesaign"
Menjelang tahun politik 2018-2019 suasana yang baru pulih
dari tercabik-cabiknya kebhinekaan pasca Pilgub DKI kembali menyeruak.
Akhir-akhir ini marak aksi penyerangan terhadap sejumlah pemuka agama. Tidak
hanya penyerangan terhadap pemuka agama islam saja, tapi juga pemuka agama
lainnya seperti Kristen, Hindu dan Budha.
Seperti kita ketahui, Pilgub DKI yang lalu menyisakan luka
dan jurang intoleransi yang dalam bagi kehidupan berbangsa dan bernegara.
Bayangkan saja, bahasa kasar setiap hari kita baca di sosial media. Tudingan
kafir pun dengan mudah disematkan kepada orang-orang yang tidak sepaham dengan
pilihannya.
Persekusipun menjadi tontonan yang lumrah. Sekelompok massa
yang tidak suka terhadap seseorang dengan mudah memburu, mendatangi dan meneror
orang tersebut. Inilah warisan dari Pilgub DKI yang lalu, mau tidak mau, suka
tidak suka, itulah tugas berat kita semua untuk kembali merajutnya.
Belum usai kita memintal benang untuk kembali merajut
toleransi dan kebhinekaan, hal serupa kembali terjadi akhir-akhir ini. Banyak
pihak yang meragukan aksi-aksi belakangan ini murni dilakukan oleh orang per
orang tanpa ada yang menggerakkannya.
Mantan Panglima TNI, Gatot Nurmantyo, dalam cuitannya di
sosial media twitter sempat melemparkan wacana tentang upaya “by design”
terkait serangkaian aksi teror kepada sejumlah pemuka agama belakangan ini.
Tentunya sebagai mantan seorang militer dia paham betul tentang skenario dan
upaya adu domba seperti ini. Apalagi latar belakangnya sebagai seorang mantan
pejabat tinggi militer, tentunya dia banyak mendapatkan informasi A1 dari rekan
maupun bawahannya yang masih aktif.
Siapakah sebenarnya Sosok kiayi umar basri ? Ulama terkemuka di Kecamatan Cicalengka,
Kabupaten Bandung, KH Umar Basri dikenal sebagai kyai yang tak banyak bicara di
luar. Kyai sesepuh Pondok Pesantren AL Hidayah tersebut jarang memberikan
ceramah atau tausiyah di luar pondok pesantren.
"Jadi Pak Kyai itu fokus mengurus pondok pesantren dan
santri saja," ujar Iwan Ismail (35), santri sekaligus saksi pelapor,
ketika ditemui Tribun Jabar di lokasi kejadian, Kampung Santiong, Desa
Cicalengka Kulon, Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung, Sabtu (27/1/2018).
Selain itu, Iwan Ismail menyebut KH Umar Basri bukanlah tipe
orang yang banyak berbicara pada orang lain.
KH Umar Basri hanya mengisi pengajian bagi para santri atau
mengajarkan mengaji. Kyai ini pun tak banyak mengumbar nasihat pada orang lain.
"Kalau memang ada yang sakit hati dengan ucapannya,
kenapa? Kyai itu tak punya musuh," ujar Iwan Ismail.
0 komentar:
Post a Comment